Selasa, 22 November 2016

ANALISIS DHARMA WACANA DALAM MEDIA DVD (Nafsu dan Marah Oleh Pinandita Dr. Drs. Murba W. M.Ag)



TUGAS MATA KULIAH MEDIA DAN RELIGI

ANALISIS DHARMA WACANA DALAM MEDIA DVD
(Nafsu dan Marah Oleh Pinandita Dr. Drs. Murba W. M.Ag)










Oleh :
I KETUT PUTU SUARDANA
NIM. 141 211 10












PROGRAM PASCASARJANA ILMU KOMUNIKASI HINDU
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI
GDE PUDJA MATARAM
2015
KATA  PENGANTAR

Om Swastyastu
Puja dan puji syukur penulis haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Waranugraha-Nya tugas mata kuliah “Media dan Religi” ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya ini bersumberkan dari hasil analisis tentang Dharma Wacana yang disampaikan oleh Pinandita Dr. Drs. Murba W. M.Ag melalui media DVD.
Penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Dengan segala keterbatasan  kemampuan yang dimiliki maka disadari pula bahwa karya  ini belum sempurna adanya seperti yang diharapkan. Sudah barang tentu terdapat kesalahan ataupun kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu diharapkan untuk memberikan suatu saran dan kritik yang bersifat membangun. Demikian semoga karya ini bermanfaat.
Om Santih, Santih, Santih, Om.

                                                                                    Mataram, 18 September 2015
                                                                                                     Penulis


DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................       i
Kata Pengantar............................................................................................       ii
Daftar Isi.......................................................................................................       iii
1.      Dampak Dharma Wacana Melalui DVD terhadap Masyarakat......       1
2.      Esensi Dharma Wacana Terhadap Pengaruh Globalisasi.................       1
3.      Ringkasan isi Dharma Wacana............................................................       1
4.      Pengaruh Dharma Wacana Terhadap Pendengar.............................       20
5.      Pengaruh Dharma Wacana Terhadap Pembicara.............................       20

ANALISIS DHARMA WACANA
NAFSU DAN MARAH YANG DISAMPAIKAN OLEH                                                             PINANDITA DR. DRS. MURBA W. M.AG MELALUI DVD

1.      Dampak Dharma Wacana Pinandita Dr. Drs. Murba W. M.Ag Melalui Media DVD Terhadap Masyarakat
a.       Masyarakat akan lebih memahami dan mengamalkan ajaran dharma serta mengendalikan Sad Ripu.
b.      Masyarakat dapat menyaksikan dharmawacana secara berulang-ulang dimanapun dan kapanpun asalkan media tersebut ada.
c.       Masyarakat akan tergugah untuk melakukan kebaikan.
d.      Minat masyarakat untuk belajar agama akan lebih meningkat.
e.       Masyarakat lebih tahu kisa masa lampau yang dapat dijadikan pedoman bertingkah laku.

2.      Esensi Dharma Wacana Terhadap Pengaruh Globalisasi
a.       Kendalikan nafsu dan amarah agar ligai bahtra kehidupan dapat berjalan dengan baik.
b.      Lakukan japanam dan kirtanam agar kita dapat memperoleh anugrah Tuhan.
c.       Kita harus prema penuh cinta kasih dan jadilah orang-orang pemaaf.
d.      Dengarkanlah sabda-sabda Tuhan dan berkunjunglah ke tempat-tempat suci.
e.       Pedomanilah kisah-kisah para tokoh yang dapat mengendalikan nafsu dan amarah.
3.      Ringkasan Isi Dharma Wacana
Om avignham astu nama sidham.
Om Swastyastu.
Pemirsa Bali TV yang saya hormati!
Om Gurur Brahma Gurur Wisnu gurur dewa Maheswara
Guru satsat parambrahma tas mahe sri gurawe ya namah swaha.
Semoga Brahman dalam manifestasinya sebagai Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Mahadewa berkenan melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Di dalam Manawa Dharmasastra V.109 menegaskan:
Advidgatrayani Sudayanti,
Manah satyatna sudayanti,
Widya Tapobyam butha atma,
Budhijanani sudayanti
Artinya :
Tubuh kita dapat kita bersihkan dengan air, pikiran kita dapat kita sucikan dengan kebenaran dan kejujuran, Atma kita dapat sucikan dengan tapa dan bratha, serta kecerdasan dapat kita sucikan dengan pengetahuan-pengetahuan dan siraman-siraman rohani.

Pemirsa Bali TV yang budiman!
Baiklah dalam kesempatan dan suasana yang penuh berkah, yang penuh rahmat, yang penuh karunia ini saya akan menyampaikan Dharma Wacana dengan topik “Nafsu atau Kama dan Krodha atau Kemarahan”.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Kalau kita berbicara tentang nafsu, berbicara tentang kemarahan. Itu adalah merupakan bagian dari Sad Ripu.  Enam musuh yang ada pada diri kita yang harus kita kontrol dan yang harus kita taklukan. Apabila nafsu, kemarahan itu kita tidak kontrol, itu tidak kita taklukan maka secara jelas akan menghancurkan keharmonisan kita dalam ligai bahtra kehidupan.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Yang namanya nafsu, katakanlah! Apakah nafsu birahi? Apakah misalnya nafsu ingin menjadi orang kaya? Ingin nafsu misalnya menjadi orang ternama dan mempunyai tahta kekuasaan yang tinggi? Itu tidak kita kontrol, maka akan menghancurkan keharmonisan kita.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Saya mengambil sebuah contoh! Kisah nyata yang terjadi pada masa lampau. Dikisahkan, seorang laki-laki atau raksasa yang mencintai istri orang lain. Begitu juga seorang perempuan yang mencintai laki-laki yang bukan miliknya! Yang bukan haknya! Itu sama saja semua berakibat fatal. Kehancuran, keberantakan akan terjadi dalam ligai bahtra kehidupan ini.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Marilah saya akan menjabarkan, menerangkan, memaparkan satu diantaranya contoh-contoh yang saya sebutkan tadi.
Dikisahkan pada masa lampau, ada dua seorang ksatria yang kebetulan berada di tengah hutan. Seorang ksatria yang gagah perkayasa dan yang sangat tangguh ini tidak lain adalah Arjuna dan juga tidak lain adalah Nikawaca. Pada saat terjadi di tengah hutan itu, entah apa penyebabnya? Maka terjadi kesalahpahaman, sehingga ternyata kedua ksatrya yang gagah perkasa ini, yang hebat ini bertempur habis-habisan. Pada saat itu pertempuran tidak bisa terelakkan. Kedua ksatrya ini mengangkat panah. Dan saling panah memanah pada saat itu. Dari pagi, siang sampai menjelang sore pertarungan itu dengan sengit.
Namun pada saat itu pemirsa Bali TV yang budiman.
Arjuna beberapa kali melepaskan panah-panahnya. Demikian juga Nikawaca melepaskan panah-panahnya. Terjadi benturan dan patah begitu saja. Namun kita mengakui, Arjuna yang ahli pemanah! Beberapa kali panahnya mendarat pada dada Nikawaca dan semua itu tidak menghasilkan apa-apa! Karena kedua ksatrya ini sama saktinya! Sama jayanya! Tapi tiba-tiba pada saat itu istri Nikawaca memperhatikan pertempuran itu. Dan istri Nikawaca itu jatuh cinta kepada ketampanan Arjuna. Dia membayangkan bagaimana rasanya kalau terjadi pelukan dengan Arjuna. Pada saat itu hayalan daripada raksasi itu sudah jauh melambung tinggi!
Dia raksasi ini melihat adegan pertempuran yang begitu mengagumkan, yang begitu dahsyat! Maka pada saat itu hari sudah sore dan juga matahari sudah hampir tenggelam. Maka pada saat itulah pemirsa Bali TV, raksasi itu berdiri ditengah pertarungan yang sangat seru dan dahsyat itu. Apa yang dikatakan oleh raksasi itu? Apa yang dikatakan oleh istri Nikawaca itu? Dia berkata “Wahai ksatrya! Hentikan pertempuran ini! Hentikan peperangan ini! Karena hari sudah larut malam. Dan besok bisa dilanjutkan kemBali!”
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Kedua ksatrya itu dia mengikuti saran istri daripada Nikawaca itu. Dan panah itu dimasukkan dalam busurnya. Pada saat itu kedua ksatrya Arjuna maupun Nikawaca dia pergi ke tempat itu.
Pada saat itulah pemirsa Bali TV yang budiman! Raksasa yang menaruh rasa cinta kepada Arjuna,  yang bukan haknya, yang bukan miliknya. Pada saat itu dia mendatangi suaminya ternyata Nikawaca tidur pulas. Ternyata Nikawaca tidur lelap pada saat itu. Melihat Nikawaca tidur lelap, maka diam-diam pada saat itu raksasi itu menemui Arjuna.
Raksasi itu setelah sampai ke tempat Arjuna, raksasi itu berkata “Wahai Arjuna! Aku tahu kau tidak bisa tidur. Karena kau memikirkan bagaimana cara mengalahkan suamiku Nikawaca? Ketahuilah Arjuna! Jangankan manusia, gandarwa dan para dewa sekalipun tidak ada yang mampu membunuh suamiku. Terkecuali! Aku akan memberitahu kesaktian suamiku. Jikalau engkau berjanji mencintai dan mengawini diriku”.
Pada saat itu arjuna berkata “Dalam peperangan itu tidaklah berdosa untuk membohongi yang namanya musuh”. Maka pada saat itu Arjuna berkata “Wahai Raksasi! Aku akan bersedia mengawinimu apabila suamimu sudah tewas! Tapi kalau suamimu masih hidup, kita akan terganggu. Apa yang bisa kita perbuat?”.
“Baiklah Arjuna! Saat inipula akan aku kasih tahu kelemahan suamiku. Besok pagi pada saat matahari bersinar terbit dari arah timur. Tantanglah dia! Dan pada saat suamiku membuka mulutnya, lepaskan senjatamu karena kesaktian suamiku dipangkal lidah tenggorokan disanalah kelemahannya Arjuna”.
Akhirnya pemirsa Bali TV yang budiman, raksasi itupun meninggalkan tempat itu dan Arjunapun sudah bisa tidur pulas karena dia sudah tau kelemahan musuhnya! Benar-benar terjadi pada saat itu. Pagi-pagi benar kedua ksatrya dengan gagah perkasa di medan perang. Berdiri dengan tegapnya, lengkap dengan senjata yang berupa busur dan panah.
Pada saat itulah pemirsa Bali TV yang budiman. Arjuna menantang dengan tegas “Wahai Nikawaca! Kita lanjutkan peperangan itu, mari kita lanjutkan pertempuran itu. Ini adalah hari kematianmu. Panahku siap untuk menjeput menuju bumi pertiwi ini”.
Pada saat itu, Nikawaca baru akan menjawab tantangan Arjuna. Arjunapun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Si ahli pemanah ini melepaskan panahnya tepat sasaran pada pangkal tenggorokan daripada Nikawaca.
Pemirsa Bali TV yang budiman.
Akhirnya Nikawaca itu jatuh rebah tergeletak ditanah bersimbah darah. Pada saat itu apa yang terjadi? Raksasi istri dari Nikawaca yang tewas itu merasa bahagia dengan harapan dia mampu untuk menjadikan Arjuna suaminya.
Pada saat itulah raksasi itu berkata “Arjuna! Sekarang suamiku sudah tewas! Dan kau memenangkan pertarungan ini! Aku menuntut agar kau mengawini diriku!”.
Arjuna berkata pada saat itu “Wahai raksasi! Kau adalah suatu penghianat besar! Begitu suamimu sangat menyayangi dirimu, disela-sela kelelahan suamimu habis berperang. Kau tega-teganya menyelinap dan kau tega-teganya untuk menghianati suamimu sendiri! Karena kesalahan yang kau lakukan itu raksasi, aku tidak sudi menerima cinta semacam orang penghianat terhadap suaminya. Itulah sebabnya, dan ketahuilah! Aku masih mempunyai istri yang sangat setia, yang menyayangi diriku, yang tidak lain adalah Dewi Subadra. Namun beda sekali dengan dirimu, yang tega-teganya menghianati suamimu! Betapa dosa yang kau beban! Betapa penderitaan yang kau beban! Aku akan memberikan hukuman kepada dirimu! Aku tidak sudi kepada wanita-wanita penjahat, wanita-wanita yang melanggar norma kesusilaan, wanita-wanita yang mengingkari janjinya! Bukankah dulu kau berkata sehidup-semati, suka dan duka, kau akan berdampingan dengan suami istri? Baru kau melihat wajah laki-laki tampan, kau terpikat olehnya! Kau sesungguhnya wanita yang berada pada lumpur penderitaan!”.
Pemirsa Bali TV yang budiman.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Arjuna, pada saat itu sedih hatinya! Hancur hatinya raksasi itu! Dia meratap menangisi suaminya yang sudah tidak bernyawa! Dia tersedu-sedu menangis dan meminta maaf.
Akhirnya pemirsa Bali TV yang budiman. Raksasi itu kesehariannya biasanya dikasihani dan disayangi oleh suaminya Nikawaca. Dia bekerja keras adalah untuk istri! Tetapi tega-teganya ia menghianati suaminya yang penuh kasih sayang itu! Pada saat itulah akhirnya kehidupannya mulai menderita dan dia sakit-sakitan, dan pakaiannya compang-camping. Sampai dia kematiannya tidak terurus. Itulah dampak akibat orang melakukan penghianatan terhadap suami yang penuh dengan rasa kasih dan sayang.
Pemirsa Bali TV yang budiman.
Kalau tadi saya katakana seorang wanita jatuh cinta kepada laki-laki lain. Yang bukan haknya! Yang bukan suaminya! Itu hukumnya adalah penderitaan dan ketenangan tidak ada pada keluarga itu!
SeBaliknya! Biar adil, saya akan menceritrakan, yaitu sekarang! Itu seorang raksasa yang jatuh cinta atau laki-laki yang mencintai istri orang lain yang bukan haknya. Pada masa yang lampau Zaman Dwaparayuga, kisah nyata juga terjadi.
Pemirsa Bali TV yang budiman.
Dikisahkan raksasa Badrikasura, dia sangat taat sekali memuja kebesaran Brahman dalam manifestasinya sebagai Dewa Siwa. Pada saat itu raksasa Badrikasura, subuh yang disebut dengan Brahmamurtha sudah mulai melakukan Japanam, sudah mulai melakukan Kirtanam. Dia melakukan Japanam karena dia memahami dan dia tahu persis.
Maharsinam brghursmi
Giram ekam aksaram
jnana japa yajnasmi
Stawaranam Himalaya
Artinya:
Aku adalah Brghu diantara maharsi, aku adalah Om diantara aksara suci, dan aku adalah Japa diantara Yajna dan aku adalah Himalaya diantara benda mati.
Saya streching, saya garis bawahi, itu Japa itu adalah merupakan bagian dari Yajna. Oleh sebab itu siapapun yang melakukan Japa Mantra, mengagung-agungkan kebesaran Brahman dalam manifestasinya sebagai para dewa akan terkabulkan permohonannya. Inilah yang dilakukan oleh Badrikasura dan kadang-kadang selain Japa dia melakukan yang namanya Kirtanam.
Sesuai dengan Bagawata Purana XVII.23.5, ada sembilan cara untuk mendekatkan diri kepada Brahman diantaranya adalah Kirtanam. Yaitu menyebut nama Tuhan dalam hal ini adalah Siwa dengan memuja, dengan mengidungkan, dengan Japa.
Om nama siwaya, om namasiwaya, om nama siwaya.
Ini terus dilakukan secara mengalun, terus Japanya diputar-putar, tasbihnya diputar-putar dan melagukan melantunkan kidungan-kidungan suci tuhan, maka pada saat itulah Brahman dalam manifestasinya sebagai Dewa Siwa yaitu dewa pemeralina, dewa pemusnah yang pantas dimusnahkan, yang pantas dipralina. Maka pada saat itulah dia mewujudkan, menampakkan dirinya di depan Bdrikasura. Dewa Siwa bersabda “Wahai Badrikasura, apa yang kau lakukan? Ini berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan menyebut dan mengagungkan namaku! Karena kau dapat memuaskan aku. Apa yang kau inginkan akan aku penuhi. Cepat katakan wahai Badrikasura!”.
Pada saat itu raksasa Badrikasura berkata “Wahai Dewa Siwa, dewa pemralina dan pemusnah. Hamba semua melakukan ini dengan penuh keyakinan, dengan penuh ketulusan, karena kau adalah maha pemurah dan akan mengabulkan setiap permohonan bhaktamu. Aku menginginkan wahai Dewa Siwa pemralina, agar Dewa Siwa memberikan kesaktian, kekuatan pada telunjuk ku ini. Siapapun yang aku sentu, siapapun yang aku tekan? Maka harapanku dia hancur berkeping-keping. Itulah yang aku mohonkan wahai Dewa Siwa.
Pada saat itu Dewa Siwa mengabulkan permohgonan Raksasa Badrikasura itu. Tapi disatu sisi Dewa Wisnu pemelihara ciptaan beserta isi alam semesta, pada saat itu Dewa Wisnu berkata dalam hati “Ini adalah sangat berbahaya yang dilakukan oleh Dewa Siwa, kalau ini diberikan maka tidak menutup kemungkinan Raksasa badrikasura yang berniat jahat, yang berwatak jahat ini akan mengganggu ketentraman para dewa”. Ini adalah yang terjadi! Ini adalah yang dilakukan oleh Dewa Wisnu itu! Dia adalah tidak lain dengan sebutan Narayana.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Dewa Wisnu, dewa pemelihara alam beserta isinya ini mengetahui isi hati setiap manusia. Bahkan Raksasa Badrikasura ini ditahu dia akan berniat jahat maka daripada itu Dewa Wisnu mewujudkan dirinya menjadi seorang pertapa ataupun Brahmana. Dewa-dewa itu mengetahui apa yang ada dalam pikiran dan niat setiap manusia! Setiap Gandarwa! Setiap Raksasa!
Yadyastun ring angen papalatika ya juga.
Dalam pikiran saja tuhan itu sudah mengetahuinya.
Termasuk pikiran jahat yang dilakukan oleh Badrikasura. Pada saat itu Dewa Wisnu mewujudkan dirinya sebagai seorang pertapa ataupun Brahmana.

Bisakah Dewa Wisnu mewujudkan dirinya menjadi seorang pertapa ataupun Brahmana? Brahman bersabda dalam B.G IV.6 :
Ajopisan yoatma bhutanam iswaro pisan
Prakrtiswam adistaya sambawami yogi yogi atmamaya
Artinya :
Walaupun aku tak terlahirkan, walaupun aku tak termusnahkan, dengan kuasaku, kalpaku, mayaku, aku akan mampu mewujudkan diriku dalam bentuk apa saja dalam konteks yang diperlukan.
Melihat daripada ini, kenyataan dari mantra ini dapat kita analisis bahwa segala sesuatu yang dikehendaki oleh Tuhan itu pasti terjadi.
Penekanan tadi Dewa Wisnu tidak terlahirkan, dia tidak punya bapak ibu! Dan tidak ada makhluk yang mampu menghancurkan karena itu dia mampu mewujudkan dirinya dalam wujud apa saja! Untuk apa dia menyamar sebagai Brahmana atau pertapa? Brahman bersabda di dalam B.G IV.7 :
Yada yadahi dharmasyaglanir bhawati bharata
Abhiyoktanam adharmaseta samad sri jahatmi aham
Apabila adharma merajalela, dharma hendak akan sirna maka pada saat itulah aku akan turun ke dunia.
Ini adalah visi daripada Brahman itu sendiri. Untuk menegakkan dharma! Untuk menegakkan kebenaran itu sehingga beliau mewujudkan diri_Nya sebagai seorang pertapa. Lalu setelah ada visi, lalu apa misi yang diturunkan? Apa misi yang dilakukan oleh Brahman?
Bliau bersabda “Paritarnai ya sagunam winasaya ca kritam dharma sampanataya sambawami yogi-yogi”. Tuhan akan melindungi orang-orang sadhu, Tuhan akan melindungi orang-orang suci, orang-orang membaca Veda dan juga akan menghancurkan segala macam bentuk kejahatan. Itulah sebabnya tuhan memenuhi alam semesta ini. Oleh sebab itu itulah visi misi tuhan turun kedunia untuk melindungi orang-orang baik dan menghancurkan orang-orang jahat. Maka daripada itu Tuhan khususnya Visnu menyamar sebagai pertapa atau brahmana.
Saya lanjutkan kemBali! Niat jahat apakah yang dilakukan Raksasa Badrikasura? Badrikasura pada saat itu setelah mendapatkan anugrah kekuatan dari Dewa Siwa, dia sangat bangga, dia sangat sombong sekali. Dia berangan-angan, dia berkata dengan sendirinya “Aku akan merebut Dewi Parwati,         sakti-Nya, istri-Nya Dewa Siwa akan aku jadikan permaisuriku”. Pada saat itu pagi-pagi benar. Raksasa Badrikasura itu berjalan menuju tempat Dewi Parwati berada.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Pada saat itu, Wisnu yang sudah menyamar menjadi seorang pertapa brahmana mencegat ditengah jalan. “Wahai sahabatku Badrikasura, apa yang kau lakukan? Mau kemana gerangan pagi-pagi benar? Kok rupanya kau sangat bahagia wahai sahabatku?”. Pada saat itu Badrikasura menjawab “Wahai seorang pertapa! Aku sudah mendapatkan kekuatan kesaktian dari Dewa Siwa. Apapun yang aku tekan dengan telunjuk ini dia akan hancur berkeping-keping! Karena itu raksasa, gandarwa, manusia maupun para dewa sekalipun tidak akan mampu mengalahkan kekuatanku ini. Itulah sebabnya aku mencari Dewi Parwati untuk ku jadikan istriku. Kalau Dewa Siwa berani menghalangiku, maka akan aku hancurkan kepalanya!”.
Pada saat itu  brahmana pertapa itu meyakinkan Raksasa Badrikasura “Wahai sahabatku Badrikasura! Pikir-pikirlah dulu! Aku sangat khawatir karena Dewa Siwa memiliki kekuatan dahsyat yang luar biasa! Jangankan manusia, jangankan gandarwa, jangankan raksasa, para dewa sekalipun! Kalau Dewa Siwa melepaskan senjata tombak bermata tiga yang disebut dengan Trisula itu, tidak aka nada orang akan menghelak atau menghalaunya. Saya khawatir kalau kau berani menyentuh Dewi Parwati, maka lehermu akan putus. Saya tidak tega melihat sahabat saya, saya tidak tega melihat saudara saya semacam kamu tergeletak kepala begitu saja. Jangan-jangan kamu dibohongi oleh Dewa Siwa! Karena itu aku sebagai sahabatmu yang baik, mari kita buktikan dulu! Mari kita implementasikan dulu! Setelah terbukti barulah engkau menyerang! Aku sangat setuju itu wahai sahabatku.”. itu kata pertapa brahmana itu.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Akhirnya apa yang terjadi? Maka pada saat itu raksasa itu seolah-olah sudah dihipnotis! Karena raksasa itu dia tidak menggunakan wiweka, pikiran, kecerdasannya, maka pada saat itulah Narayana memberikan satu petunjuk.
“Wahai saudaraku! Coba kau rentangkan tanganmu!”. Dia rentangkan tangannya yang kiri! Raksasa itupun mengikutinya. Begitu pertapa itu menyentuh kepalanya, tanpa disadari raksasa itupun menyentuh kepalanya. Sehingga dengan setuhan telunjuk tangannya sendiri itu. Maka kepala raksasa itu hancur berkeping-keping berantakan berserakan begitu saja.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Jadi dari kisah cerita nyata yang terjadi dimasa lampau ini, seorang laki-laki yang mencintai seorang wanita yang bukan haknya, yang bukan miliknya sudah dipastikan akan membawa kehancuran. Oleh karena itu, hati-hatilah dalam hidup ini. Hati-hatilah dalam menghadapi ligai bahtra kehidupan. Karena yang namanya nafsu sangat sulit ditaklukan. Itulah musuh terbesar yang tidak jauh tapi melainkan musuh itu ada pada diri kita atau diri manusia.
Ritem jnana e ten a jnanino e nitya waedina
Kamarpena kontyoduspurena malena ca
Tertutuplah kebijaksanaan itu olehh nafsu-nafsu yang tidak puas-puasnya pada mereka. Oleh sebab itu, pemirsa Bali TV yang budiman!
Weda sudah jelas menekankan, yang namanya nafsu birahi kalau itu sudah menyelimuti setiap insan, setiap manusia. Dia akan lupa daratan, dia akan melupakan segala sesuatunya, yang ingat hanya si dia. Oleh sebab itulah slogan-slogan orang mengatakan rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri. Karena itu adalah proses pembenaran saja.
Oleh sebab itu saya menyarankan ibarat rumput-rumput yang dibilang tadi itu, marilah kita pelihara! Marilah kita rawat! Kita sirami dia, kita kasih pupuk penyubur supaya nikmat pandangan kita. Begitu juga apapun yang kita miliki, apapun yang kita punya kalau kita jaga dengan baik, kita kontrol dengan baik maka tidak lagi istilah semboyan seperti yang dikatakan rumput tetangga lebih indah daripada rumput kita sendiri.
Memang disadarai pemirsa Bali TV, kalau kita berbicara nafsu birahi itu adalah musuh yang sangat sulit ditaklukan. Karena Brahman bersabda didalam B.G III.43 :
Evam budheh param buddhva samstabhya tmanam atmana
Jahi satrum maha baho kama rupam durasadam
Setelah kita mengetahui kecerdasan lebih agung, basmilah musuh-musuhmu yang paling sulit ditaklukan adalah nafsu.
Jadi secara jelas yang namanya nafsu ini memang sulit ditaklukan. Nafsu ini kadang-kadang mengelora, nafsu ini kadang-kadang luar biasa hebatnya mengganggu. Makanya orang mengatakan kalau orang sudah berumah tangga atau grahastha kadang-kadang dia semalaman tidur, semalaman dia tidak tidur, dia gelisah dan sebagainya.
Kadang-kadang ini bisa juga kalu dia seorang wanita, dia ingat kepada suami orang lain. Itu juga seBaliknya. Maka daripada itu, kita harus mengontrol dengan sebaik-baiknya nafsu, musuh yang ada pada diri kita. Itulah sebabnya didalam Kekawin Ramayana juga dikatakan musuh itu tidak jauh dari badan kita bahkan berada pada hati kita. Maka daripada itu kita harus kontrol, kita harus kendalikan walaupun Weda mengatakan sangat sulit ditaklukan.
Tetapi Weda menjelaskan kalau kita ada niat, kalau kita ada keinginan, kalau kita kontrol dengan baik dengan kecerdasan, dengan wiweka yang diberikan kepada kita, maka kita pasti dan meyakinkan diri kita akan mampu menaklukan musuh-musuh yang sangat berat ditaklukan itu.
 Saya memberikan satu contoh yaitu Prabhu Dasaratha dia mampu menaklukan musuh-musuh Sad Ripu yang ada pada dirinya. Banyak wanita-wanita lain yang menawarkan diri pada Prabhu Dasaratha. Apa yang kurang? Prabhu Dasaratha orangnya tampan dan dia juga kaya raya! Hartanya bergelimpangan! Tetapi dia tidak terpengaruh oleh musuh yang namanya nafsu itu. Sehingga pemerintahan berjalan dengan baik.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Karena itu, berbicara tentang nafsu! Kalau kita waspadai, kalau kita kontrol dengan baik, maka kita tidak akan tergelintir tidak akan jatuh karena nafsu menyimpang dari dharma.
Selain Prabhu Dasaratha, kita melihat sosok wanita yang sangat dihormati. Seperti katakan Sita, walaupun dia disekap di Alengka oleh Rahwana yang kaya raya emas, intan, berlian. Tapi dia tidak pernah meninggalkan kewajiban! Dia tidak pernah meninggalkan kesetiaan terhadap suaminya yang tidak lain adalah Rama.
Demikian juga Rama, kendatipun digoda, dirayu katakan Si Rupanaka ataupun gadis-gadis lain sekalipun. Rama tidak pernah melalaikan tugasnya! Rama tidak pernah mengecewakan istrinya! Maka dia tetapa yang ada hanyalah Sita.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Andai saja kita menggunakan wiweka dan kecerdasan kita. Kita mengikuti apa yang dilakukan oleh Sri Rama. Apa yang dilakukan oleh Dewi Sita. Keharmonisan dikeluarga itu pasti akan terjadi. Karena itu bagaimanapun hebatnya tantangan godaan yang dialami oleh wanita ataupun laki-laki kalau kita berprinsip kepada kebenaran maka musuh itu tidak akan mampu untuk menghampiri diri kita.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Sekarang berbicara tentang nafsu, sekarang yang kedua yaitu nafsu dan marah atau kemarahan. Marah inipun juga merupakan musuh yang terberat. Pada diri setiap manusia, kadang-kadang marah ini adalah sangat sulit kita lakukan. Kita harus melakukan yang terbaik! Kita harus mengontrol kemarahan itu!
Tidak sedikit kehancuran! Tidak sedikit berantakan, kemiskinan, kemelaratan, penderitaan itu yang disebabkan oleh kemarahan. Saya beri satu contoh tentang kemarahan itu :
Si Supala yang begitu marah dengan Awatara Dewa Wisnu yang tidak lain adalah Sri Krisna. Namun Si Supala tidak tahu bahwa Sri Krisna adalah awatara. Maka dia menghujat habis-habisan! Dia menghina habis-habisan! Karena Si supala mempunyai pandangan dan pendapat “Kenapa Pandawa ini semua hanya tunduk kepada Sri Krisna? Bahkan di sini ada tetua yang namanya Bisma, Krpa, Drona yang umurnya lebih tua dan juga dia pantas untuk dihormati! Kenapa Krisna diagung-agungkan?”. Pada saat itulah Si Supala menghujat habis-habisan yang namanya Krisna.
Akhirnya pada saat itu pemirsa Bali TV yang budiaman!
Krisna berkata pada saat itu “Wahai Si Supala! Seratus kali kau menghujat aku maka aku akan memenggal lehermu!”. Apa yang terjadi? Semakin keras dia menghujat-Nya. Semakin dia menghinya-Nya. Kemarahannya semakin meluap, maka pada saat itu Krisna memutar senjata Cakrasudharsana-Nya dan melepaskan dan akhirnya leher Si Supala itu jatuh ke tanah.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Demikian juga kita ambil seorang raja, Raja Kamsa yang pemarah. Keponak-keponakanya dibantai di tembok, dibanting sampai bersimbah darah dan juga seorang penasehat yaitu berupa rsi yang sangat disucikan juga dipenjarakan. Bahkan bapaknya juga dipenjarakan. Akibatnya apa yang terjadi? Kemarahan-kemarahan yang dilakukan maka kehancuran yang dialami dan penderitaan yang dia alami. Sehingga dia tewas tergeletak akhirnya memenuhi ajalnya.
Tidak sedikit! Pemirsa Bali TV yang budiman!
Seperti katakana juga Rahwana, juga Duryodhana, juga Kamsa, juga Dursasana. Ini adalah raja-raja yang cerdas dan terpelajar. Raja-raja perkasa dan berkuasa, tetapi karena dia tidak mampu mengendalikan nafsu birahinya. Karena dia tidak mampu mengendalikan kemarahannya. Maka semua pada akhirnya akan mengalami suatu kehancuran.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Karena itu kemarahan tidak akan membuahkan hasil dan kemarahan itu jelas menemukan suatu kegagalan. Kemarahan itu juga menimbulkan dosa. Karena itu marilah kita bertobat. Perlahan-lahan kita akan menghilangkan dan secara pasti akan menaklukan yang namanya nafsu birahi, yang namanya kemarahan itu agar kita mendapatkan santhi kedamaian, agar kita menemukan ananda kebahagiaan.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Hal ini sudah jelas dipastikan tertuang dalam pustaka suci Weda misalnya B.G III.37 :
Kama esa krodha esa rajo guna samudbhawah
Mahasano mahapapma viddhy enam iha vairinam
Nafsu amarah itu adalah merusak, nafsu amarah itu adalah penuh dosa, keduanya terdapat dibumi ini.
Maka daripada itu, kita yang meniti spiritual maupun tidak! Mari kita berangsur-angsur meninggalkan kemarahan! Karena kemarahan itu sama sekali tidak membawa keuntungan bagi kita.
Itulah sebabnya orang suci selalu mengatakan “Pertama-tama manusia harus mengendalikan nafsu dan kemarahan itu. Apabila terjadi nafsu dan kemarahan menggelora maka tinggalkan tempat itu. Hanya dengan demikian spiritual kita akan tumbuh dan berkembang.”.
Dan juga orang suci berkata “Jika kemarahan itu terjadi pada diri kita, maka kau kehilangan kemampuanmu, pertimbanganmu dan kelakuanmu kejam tak layaknya binatang. Lebih baik menjauhkan diri dari kemarahan itu daripada kita menyesal akibatnya.”. Ini adalah petuah-petuah orang suci kita. Oleh karena itu tidak ada jalan lain kita harus berusaha memupuk rasa kasih sayang dengan kebaikan itu.
Namu dalam hal ini kadang-kadang saya memberikan dharma wacana dan terjadi suatu diskusi. Pada saat itu ada letupan-letupan kecil. “Wahai Pinandita Murbha! Tidakkah kita harus mempunyai nafsu? Apakah kita harus memangkas nafsu kita? Apakah kalau kita marah selalu dosa?”.
Jelas tuhan bersabda “Nafsu dan kemarahan yang berlebihan, nafsu dan kemarahan yang tujuannya menghancurkan yang tujuannya merusak! Itu memang harus kita tinggalkan.”. Tapi kalau nafsu kita untuk meningkatkan spiritual kita    ke jalan dharma dan melepaskan sifat-sifat kebinatangan itu sangat bagus sekali. Demikian juga andai kita marah dengan niat suci untuk memperbaiki prilaku, tingkah laku, tutur kata di keluarga, saya rasa tidak ada dosanya. Namun kalau kemarahan yang menyimpang dari dharma yang menimbulkan kerugian yang baik bagi diri dan orang lain. Inilah yang bertentangan dengan dharma. Jelas sekali itu tertuang dalam pustaka suci Weda.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Jadi secara jelas dapat kita katakana tadi! Kemarahan, nafsu ini memang harus kita kontrol dan kendalikan. Dengan contoh-contoh nyata! Dengan contoh-contoh yang dituangkan dalam pustaka suci Weda itu adalah sangat tidak baik. Demikian juga saya memberikan nafsu birahi, contoh tadi! Demikian juga kita nafsu ingin kaya! Menghalalkan segala cara dengan berjudi. Misalnya kita sangat ingin dengan judi kita membagi alasan kita akan membangun tempat-tempat ibadah. Sesungguhnya itu adalah perbuatan yang sangat keliru.
Tuhan tidak menginginkan kita itu untuk membangun tempat suci dari hasil judi. Karena itu sangat jelas bertentangan sesuai dengan Rg Weda X.34. Tuhan bersabda “Wahai para penjudi! Tinggalkan judi itu! Mertuamupun sayang kepadamu.”. Demikian sabda dewa samhita alam semesta!
Itu menandakan bahwa yang namanya judi itu sangat bertentangan dengan hukum agama dan norma kepemerintahan. Itulah sebabnya saudara-saudara saya dimanapun berada! Tatkala kita melakukan judi itu jelas bertentangan dengan agama. Selama kita menggeluti dan menekuni yang namanya judi selama itu tidak akan menemukan kedamaian dan ketenangan dalam bathin. Ini adalah sabda Tuhan. Karena itu saya sarankan saudara-saudara dimanapun berada. Pemirsa Bali TV yang budiman! Marilah kita tinggalkan kalau kita sudah terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari dharma.
Demikian juga nafsu. Ada sebuah kisah menarik saya berikan ini. Pada suatu asrama ada seorang guru yang sangat suci dengan muridnya yang juga sangat taat. Dia itu tidak lain adalah Rsi Wyasa dengan Jaimini.
Jaimini pagi-pagi benar sudah melakukan kirtanam. Biasanya dia melakukan kirtanam itu dekat sumber mata air yang mengalir. Dengan ketenangan di tengah hutan. Suatu ketika, Rsi Wyasa berkata “Wahai muridku! Hati-hatilah menyikapi ligai bahtra kehidupan ini! Aku akan pergi kesebrang, dan aku peringatkan sekali lagi muridku! Hati-hati terhadap wanita.”. Jaimini pada saat itu menjawab “Wahai guru! Aku ini adalah Brahmin sejati! Aku tidak akan terpengaruh oeh wanita! Karena itu jangan sangsikan aku guru.”
Akhirnya apa yang terjadi? “Kalau begitu aku mohon pamit.”. Sang guru meninggalkan tempat itu. Sebagaimana biasa apa yang dilakukan oleh Jaimini! Pagi, siang , sore dia melakukan kirtanam di atas batu dipinggir air yang mengalir. Datang dia dari sana tiba-tiba sudah sore. Dia melihat di atas batu hitam di bawah pohon kayu yang rindang ternyata di sana ada macan gersang. Manis cantik segar merangsang. Yaitu seorang wanita. Pada saat itu dia berkata “Wahai wanita! Kenapa kau sore begini entar lagi akan hujan, marilah mampir di pondokku.”.
Pada saat itu wanita yang sangat cantik itu berkata “Wahai Jaimini! Aku tahu namamu, tidakkah ada orang atau wanita ditempatmu? Tidakkah ada istrimu?”. Pada saat itu Jaimini berkata “Wahai wanita cantik! Aku hanya sendirian tapi kau tidak perlu khawatir! Aku seorang Brahmin, ini sebentar lagi akan hujan. Kasihan dirimu! Marilah mampir ke Pondokku.”.
Akhirnya tanpa sadar dia mengikuti ajakan Jaimini pergi ke asrama itu. Hari semakin sore. Pada saat itu Jaimini menawarkan “Wahai wanita cantik! Kau tidur di dalam saja. Aku di luar karena di luar sangat dingin.”. “Baiklah! Baiklah!”. Maka sudah terjadi pada saat itu. Jangkrik berbunyi pada saat itu pemirsa Bali TV yang budiman!
Akhirnya apa yang terjadi? Semakin larut malam mindset pikiran Jaimini berubah. Pada saat itu dia berkata dalam hati “Guruku jauh dan ini wanita sangat cantik sekali. Kenapa aku harus menyia-nyiakan waktuku? Aku akan coba siapa tahu aku berhasil.”. maka dia menggedor pintu si wanita itu. Dia berkata “Wahai wanita cantik! Di luar sangat dingin. Aku sangat kedinginan. Bisa tidak aku ikut di dalam?”. Pada saat itu wanita cantik itu berkata “Wahai tuan! Aku juga merasakan kedinginan itu. Aku memohon bantuanmu, datanglah ke sini!”.
Akhirnya gayung bersambut dan pada saat itu dia tidur dalam satu ranjang. Tiba-tiba tanpa dia sadari dan tangan Jaimini mengambil tangan wanita itu. Dan begitu dia memBalikan tangan ternyata bukan wanita cantik yang ia lihat tadi melainkan guru sucinya yang tidak lain adalah Rsi Wyasa yang jenggotnya sangat panjang.
Pada saat itu guru itu berkata “Bagaimana Jaimini?”. Jaimini itu malu dan sudah merasa tidak ada gunanya ada dalam hidup ini. Dan diapun akan memutuskan untuk bunuh diri. Namun seorang guru spiritual, guru yang sangat suci memberikan nasehat. “Jaimini! Janganlah kamu putus asa dalam hidup ini. Begitulah hebatnya gangguan seorang wanita! Kalau kamu tidak mampu mengontrol, mengendalikan dengan baik! Aku khawatir akan jatuh seperti itu. Tidak sedikit orang-orang yang ternama baik orang kaya maupun orang suci bisa tergelintir karena itu. Karena itu jelas termuat dalam Canakya Nitisastra. Yang namanya wanita, harta dan tahta kalau kita tidak kontrol kalau kita tidak kendalikan nafsu kita maka kita kan terjerumus ke jurang neraka. Apa yang kau rasakan seperti ini? Ini hanya aku sebagai gurumu yang tahu tidak ada orang lain. Inilah yang aku katakan. Begitulah hebatnya nafsu itu akan merangsuk dan mempengaruhi diri jiwa daripada seseorang. Maka daripada itu, muali dari saat ini kau sudah mengetahui betapa hebatnya tantangan kita dalam meniti spiritual ini, maka dari pada itu kau harus menyucikan dirimu baik pikiran, perkataan, perbuatan kepada tuhan supaya betul-betul mencapai kedahsyatan.”.
Pada saat itulah pemirsa Bali TV yang budiman!
Akhirnya Jaimini berjanji dan betul-betul sangat taat sehingga dia mencapai tingkat kesucian yang luarbiasa. Itulah anugrah tuhan kepada setiap manusia. Oleh sebab itu kemarahan maupun nafsu itu memang sangat sulit kita taklukan, tetapi dengan penuh keyakinan dan penuh ketulusan. Awignham semua santhi ananda kebahagiaan itu dapat kita laksanakan dengan baik.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Saya mengatakan guru suci seperti tadi Wyasa memang sangat perlu kita banggakan. Kita sebagai umat Hindu yang sangat-sangat bangga menjadi orang Hindu karena tuhan itu memberikan anugrah yang luarbiasa. Seluruh Maharsi kita menjunjung tinggi tentang kesucian dan kebenaran itu. Sampai-sampai tingkat kesucian mahrsi kita. Begitu dia mencapai ajalnya diapun mencapai Moksa. Tidak ada cacat sedikitpun dalam menjalani ligai bahtra kehidupan. Sampai-sampai Maharsi dengan kasih sayangnya dia membawa sapu berjalan dengan harapan tidak menginjak yang namanya semut atau makhluk yang bernyawa. Demikian juga dia bangun pagi dia menyucikan dirinya. Memuja kebesaran Brahman. Setelah itu dia menaburkan makanan agar semua makhluk lain dapat merasakan kebahagiaan itu. Itulah sebabnya kita sangat bangga menjadi orang Hindu. Karena itu kita lakukan perbuatan-perbuatan yang tidak menyimpang dari ajaran dharma.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Sudah jelas kita katakan tadi. Dari kemarahan dan juga dari nafsu kalu kita tidak dapat mengendalikan dengan baik sudah jelas pintu neraka terbuka lebar untuk menantikan kita menjadikan kita orang-orang neraka dan durhaka.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Maka daripada itu marilah kita jalani hidup ini dengan baik dan penuh cinta kasih. Lewatilah hidup ini dengan kasih sayang dan isilah hidup ini dengan kasih sayang sampai mengakhiri hari itu dengan kasih sayang. Ini adalah untuk mencapai Tuhan dalam mengarungi ligai bahtra kehidupan ini.
Karena itu pemirsa Bali TV yang budiman!
Saya menyampaikan, saya menyarankan mari kita sama-sama belajar introspeksi diri lebih dalam lagi sehingga kita menjadi orang-orang yang baik. Karena itu marilah kita sucikan pikiran kita! Mari kita sucikan perkataan kita! Dan kita sucikan dalam perbuatan-perbuatan kita! Agar kita dapat nantinya menyatu dengan Brahman.
Pemirsa Bali TV yang budiman!
Wasita nimintanta katemu laksmi. Pembicaraan itu juga bisa menciptakan kebahagiaan. Wasinta nimintanta katemu duka. Dengan pembicaraan itu juga menemukan kesedihan. Wasita nimintanta pati kapangguh. Dengan pembicaraan bisa menimbulkan kematiaan. Maka daripada itu ikutilah apa yang disampaikan Maharsi-Maharsi kita! Dengan kata-katanya yang lemah lembut dan penuh kasih sayang yang tidak menyakiti hati siapapun yang akan membawa kehancuran itu.
Ini adalah satu contoh yang perlu kita renungkan. Janganlah kita biarkan nafsu birahi bergelora begitu saja. Oleh karena itu kita harus tenangkan pikiran dan jiwa kita bersih dan kita mengendalikan nafsu dengan sebaik-baiknya. Bagaimana caranya? Kita harus melangkahkan kaki kita ketempat-tempat suci! Untuk menyerap aura positif dan menyingkirkan aura negatif. Kita harus berbicara dalam konteks yang benar. Dan lebih banyak kita mendengarkan sabda-sabda Tuhan. Lebih banyak kita membicarakan kebesaran Tuhan. Dan kita melihat kenampakan Tuhan. Awignham kita akan menjadi orang yang dikagumi dan kita akan dihormati.
Namun kalau kita melakukan pertimbangan-pertimbangan menyimpang dari dharma. Hanya semata-mata untuk nafsu. Hanya semata-mata untuk kemarahan. Maka itu akan merupakan penghinaan bagi diri kita sendiri. Bagaimanapun hebatnya seorang yang mampu mengalahkan orang-orang di medan perang dan mampu memusnahkan segala musuh-musuhnya yang ada tapi kalau nafsu dibiarkan bergelora begitu saja. Ibaratkan rongga api yang membakar semua kayu-kayu, semua dahan-dahan, semua ranting-ranting, semua akar-akar dan selama nafsu bergelora maka selama itu kebencian tidak bisa dihilangkan. Karena itu pemirsa Bali TV kita harus stabilkan dalam hidup ini.
Jadi saya menyampaikan bagian dari Sad Ripu yaitu berupa nafsu dan kemarahan ini dapat saya simpulkan yang pertama kali kita harus mengendalikan dan mengontrol nafsu birahi dan kita harus mempu mengendalikan kemarahan itu. Caranya adalah dengan cinta kasih terhadap semua makhluk. Karena Tuhan mengajarkan kepada kita :
Advaistha sarwa buthanam maitrah karuna ma esa
Nir mahamkara sama suka kasawe
Kita tidak perlu menunjukkan kesombongan kita, kita tidak perlu menunjukkan keangkuhan kita, kita harus prema penuh cinta kasih dan jadilah orang-orang pemaaf. Tapi apabila kita melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari dharma yang tidak berdasarkan pertimbangan dharma. Memberikan nafsu dan kemarahan merajalela. Sudah bisa dipastikan kehancuran itu bisa melanda diri kita dan orang lain.
Pemirsa bali TV yang budiman!
Demikian yang dapat saya sampaikan! Marilah kita lihat yang baik! Dengarkan yang baik dan lakukan yang terbaik! Awignham kita akan menemukan ananda kebahagiaan yang penuh dengan santhi kedamaian. Terima kasih para pemirsa Bali TV. Saya akhiri dengan :
Om sidhirastu tat astu ya namah.
Om Santih, Santih, Santih Om.

4.      Pengaruh Dharma Wacana Terhadap Pendengar (Komunikan)
a.       Pendengar memahami pentingnya pengendalian nafsu dan amarah yang merupakan bagian dari Sad Ripu agar ligai bahtra kehidupannya dapat berjalan sesuai dengan ajaran dharma.
b.      Pendengar dapat memahami cara mengendalikan nafsu dan amarah dalam ajaran Hindu.
c.       Pendengar dapat mengetahui dan memahami kisah-kisah kehidupan para tokoh di masa lampau yang terjerumus karena tidak bisa mengendalikan nafsu dan amarahnya.
d.      Dharma Wacana dapat merubah mindset pendengar untuk menjadi lebih baik.
e.       Dengan Dharma Wacana melalu media DVD maka pendengar dapat berulang kali mendengarkan atau menyaksikan Dharma Wacana tersebut.

5.      Pengaruh Dharma Wacana Terhadap Pembicara (Komunikator)
a.       Pembicara dapat mempelajari secara berulang-ulang tekhnik dan cara menyampaikan Dharma Wacana yang sudah terekam.
b.      Pembicara dapat menahan diri dalam menjalani ligai bahtra kehidupannya agar tidak bertolak belakang dengan apa yang sudah disampaikannya melalui Dharma Wacana.
c.       Dengan berdharmawacana pembicara dapat menunjukkan eksistensi dirinya untuk memperjuangkan dharma.
d.      Dengan Dharma Wacana pembicara dapat dikenal oleh masyarakat luas.
e.       Dharma Wacana dapat meningkatkan ekonomi pembicara.