TUGAS MATA KULIAH MEDIA DAN RELIGI
ANALISIS
DHARMA WACANA DALAM MEDIA DVD
(Nafsu dan Marah Oleh Pinandita Dr. Drs. Murba W.
M.Ag)
Oleh :
I KETUT PUTU SUARDANA
NIM. 141 211 10
PROGRAM
PASCASARJANA ILMU KOMUNIKASI HINDU
SEKOLAH
TINGGI AGAMA HINDU NEGERI
GDE
PUDJA MATARAM
2015
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puja dan puji syukur penulis haturkan
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas Asung Kerta Waranugraha-Nya
tugas mata kuliah “Media dan Religi” ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya
ini bersumberkan dari hasil analisis tentang Dharma Wacana yang disampaikan
oleh Pinandita Dr. Drs. Murba W. M.Ag melalui media DVD.
Penulis tidak lupa menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
ini. Dengan segala keterbatasan
kemampuan yang dimiliki maka disadari pula bahwa karya ini belum sempurna adanya seperti yang
diharapkan. Sudah barang tentu terdapat kesalahan ataupun kekeliruan yang tidak
disengaja. Oleh karena itu diharapkan untuk memberikan suatu saran dan kritik
yang bersifat membangun. Demikian semoga karya ini bermanfaat.
Om Santih, Santih, Santih, Om.
Mataram, 18 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
1.
Dampak Dharma
Wacana
Melalui DVD terhadap Masyarakat...... 1
2.
Esensi Dharma Wacana Terhadap Pengaruh Globalisasi................. 1
3.
Ringkasan isi Dharma Wacana............................................................ 1
4.
Pengaruh Dharma Wacana Terhadap Pendengar............................. 20
5.
Pengaruh Dharma Wacana Terhadap Pembicara............................. 20
ANALISIS DHARMA WACANA
NAFSU DAN MARAH YANG DISAMPAIKAN OLEH
PINANDITA DR. DRS. MURBA W. M.AG MELALUI DVD
1.
Dampak Dharma Wacana Pinandita Dr. Drs. Murba W. M.Ag
Melalui Media DVD Terhadap Masyarakat
a.
Masyarakat akan lebih
memahami dan mengamalkan ajaran dharma serta mengendalikan Sad Ripu.
b.
Masyarakat dapat
menyaksikan dharmawacana secara berulang-ulang dimanapun dan kapanpun asalkan
media tersebut ada.
c.
Masyarakat akan
tergugah untuk melakukan kebaikan.
d.
Minat masyarakat untuk
belajar agama akan lebih meningkat.
e.
Masyarakat lebih tahu
kisa masa lampau yang dapat dijadikan pedoman bertingkah laku.
2.
Esensi Dharma Wacana Terhadap Pengaruh Globalisasi
a.
Kendalikan nafsu dan
amarah agar ligai bahtra kehidupan dapat berjalan dengan baik.
b.
Lakukan japanam dan kirtanam agar kita dapat memperoleh anugrah Tuhan.
c.
Kita harus prema penuh cinta kasih dan jadilah
orang-orang pemaaf.
d.
Dengarkanlah
sabda-sabda Tuhan dan berkunjunglah ke tempat-tempat suci.
e.
Pedomanilah kisah-kisah
para tokoh yang dapat mengendalikan nafsu dan amarah.
3.
Ringkasan Isi Dharma Wacana
Om avignham astu nama sidham.
Om Swastyastu.
Pemirsa
Bali TV yang saya hormati!
Om Gurur Brahma Gurur Wisnu gurur dewa
Maheswara
Guru satsat parambrahma tas mahe sri
gurawe ya namah swaha.
Semoga
Brahman dalam manifestasinya sebagai Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Mahadewa
berkenan melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Di
dalam Manawa Dharmasastra V.109 menegaskan:
Advidgatrayani Sudayanti,
Manah satyatna sudayanti,
Widya Tapobyam butha atma,
Budhijanani sudayanti
Artinya
:
Tubuh
kita dapat kita bersihkan dengan air, pikiran kita dapat kita sucikan dengan
kebenaran dan kejujuran, Atma kita dapat sucikan dengan tapa dan bratha, serta
kecerdasan dapat kita sucikan dengan pengetahuan-pengetahuan dan
siraman-siraman rohani.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Baiklah
dalam kesempatan dan suasana yang penuh berkah, yang penuh rahmat, yang penuh
karunia ini saya akan menyampaikan Dharma Wacana dengan topik “Nafsu atau Kama dan Krodha atau Kemarahan”.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Kalau
kita berbicara tentang nafsu, berbicara tentang kemarahan. Itu adalah merupakan
bagian dari Sad Ripu. Enam musuh yang ada pada
diri kita yang harus kita kontrol dan yang harus kita taklukan. Apabila nafsu,
kemarahan itu kita tidak kontrol, itu tidak kita taklukan maka secara jelas
akan menghancurkan keharmonisan kita dalam ligai bahtra kehidupan.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Yang
namanya nafsu, katakanlah! Apakah nafsu birahi? Apakah misalnya nafsu ingin
menjadi orang kaya? Ingin nafsu misalnya menjadi orang ternama dan mempunyai
tahta kekuasaan yang tinggi? Itu tidak kita kontrol, maka akan menghancurkan
keharmonisan kita.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Saya
mengambil sebuah contoh! Kisah nyata yang terjadi pada masa lampau. Dikisahkan,
seorang laki-laki atau raksasa yang mencintai istri orang lain. Begitu juga
seorang perempuan yang mencintai laki-laki yang bukan miliknya! Yang bukan
haknya! Itu sama saja semua berakibat fatal. Kehancuran, keberantakan akan
terjadi dalam ligai bahtra kehidupan ini.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Marilah
saya akan menjabarkan, menerangkan, memaparkan satu diantaranya contoh-contoh
yang saya sebutkan tadi.
Dikisahkan
pada masa lampau, ada dua seorang ksatria yang kebetulan berada di tengah
hutan. Seorang ksatria yang gagah perkayasa dan yang sangat tangguh ini tidak
lain adalah Arjuna dan juga tidak lain adalah Nikawaca. Pada saat terjadi di
tengah hutan itu, entah apa penyebabnya? Maka terjadi kesalahpahaman, sehingga
ternyata kedua ksatrya yang gagah perkasa ini, yang hebat ini bertempur
habis-habisan. Pada saat itu pertempuran tidak bisa terelakkan. Kedua ksatrya
ini mengangkat panah. Dan saling panah memanah pada saat itu. Dari pagi, siang sampai
menjelang sore pertarungan itu dengan sengit.
Namun
pada saat itu pemirsa Bali TV yang budiman.
Arjuna
beberapa kali melepaskan panah-panahnya. Demikian juga Nikawaca melepaskan
panah-panahnya. Terjadi benturan dan patah begitu saja. Namun kita mengakui,
Arjuna yang ahli pemanah! Beberapa kali panahnya mendarat pada dada Nikawaca
dan semua itu tidak menghasilkan apa-apa! Karena kedua ksatrya ini sama
saktinya! Sama jayanya! Tapi tiba-tiba pada saat itu istri Nikawaca
memperhatikan pertempuran itu. Dan istri Nikawaca itu jatuh cinta kepada
ketampanan Arjuna. Dia membayangkan bagaimana rasanya kalau terjadi pelukan
dengan Arjuna. Pada saat itu hayalan daripada raksasi itu sudah jauh melambung
tinggi!
Dia
raksasi ini melihat adegan pertempuran yang begitu mengagumkan, yang begitu
dahsyat! Maka pada saat itu hari sudah sore dan juga matahari sudah hampir
tenggelam. Maka pada saat itulah pemirsa Bali TV, raksasi itu berdiri ditengah
pertarungan yang sangat seru dan dahsyat itu. Apa yang dikatakan oleh raksasi
itu? Apa yang dikatakan oleh istri Nikawaca itu? Dia berkata “Wahai ksatrya!
Hentikan pertempuran ini! Hentikan peperangan ini! Karena hari sudah larut
malam. Dan besok bisa dilanjutkan kemBali!”
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Kedua
ksatrya itu dia mengikuti saran istri daripada Nikawaca itu. Dan panah itu dimasukkan
dalam busurnya. Pada saat itu kedua ksatrya Arjuna maupun Nikawaca dia pergi ke
tempat itu.
Pada
saat itulah pemirsa Bali TV yang budiman! Raksasa yang menaruh rasa cinta
kepada Arjuna, yang bukan haknya, yang
bukan miliknya. Pada saat itu dia mendatangi suaminya ternyata Nikawaca tidur
pulas. Ternyata Nikawaca tidur lelap pada saat itu. Melihat Nikawaca tidur
lelap, maka diam-diam pada saat itu raksasi itu menemui Arjuna.
Raksasi
itu setelah sampai ke tempat Arjuna, raksasi itu berkata “Wahai Arjuna! Aku
tahu kau tidak bisa tidur. Karena kau memikirkan bagaimana cara mengalahkan
suamiku Nikawaca? Ketahuilah Arjuna! Jangankan manusia, gandarwa dan para dewa
sekalipun tidak ada yang mampu membunuh suamiku. Terkecuali! Aku akan
memberitahu kesaktian suamiku. Jikalau engkau berjanji mencintai dan mengawini
diriku”.
Pada
saat itu arjuna berkata “Dalam peperangan itu tidaklah berdosa untuk membohongi
yang namanya musuh”. Maka pada saat itu Arjuna berkata “Wahai Raksasi! Aku akan
bersedia mengawinimu apabila suamimu sudah tewas! Tapi kalau suamimu masih
hidup, kita akan terganggu. Apa yang bisa kita perbuat?”.
“Baiklah
Arjuna! Saat inipula akan aku kasih tahu kelemahan suamiku. Besok pagi pada
saat matahari bersinar terbit dari arah timur. Tantanglah dia! Dan pada saat
suamiku membuka mulutnya, lepaskan senjatamu karena kesaktian suamiku dipangkal
lidah tenggorokan disanalah kelemahannya Arjuna”.
Akhirnya
pemirsa Bali TV yang budiman, raksasi itupun meninggalkan tempat itu dan Arjunapun
sudah bisa tidur pulas karena dia sudah tau kelemahan musuhnya! Benar-benar
terjadi pada saat itu. Pagi-pagi benar kedua ksatrya dengan gagah perkasa di
medan perang. Berdiri dengan tegapnya, lengkap dengan senjata yang berupa busur
dan panah.
Pada
saat itulah pemirsa Bali TV yang budiman. Arjuna menantang dengan tegas “Wahai
Nikawaca! Kita lanjutkan peperangan itu, mari kita lanjutkan pertempuran itu.
Ini adalah hari kematianmu. Panahku siap untuk menjeput menuju bumi pertiwi
ini”.
Pada
saat itu, Nikawaca baru akan menjawab tantangan Arjuna. Arjunapun tidak
menyia-nyiakan kesempatan itu. Si ahli pemanah ini melepaskan panahnya tepat sasaran
pada pangkal tenggorokan daripada Nikawaca.
Pemirsa
Bali TV yang budiman.
Akhirnya
Nikawaca itu jatuh rebah tergeletak ditanah bersimbah darah. Pada saat itu apa
yang terjadi? Raksasi istri dari Nikawaca yang tewas itu merasa bahagia dengan
harapan dia mampu untuk menjadikan Arjuna suaminya.
Pada
saat itulah raksasi itu berkata “Arjuna! Sekarang suamiku sudah tewas! Dan kau
memenangkan pertarungan ini! Aku menuntut agar kau mengawini diriku!”.
Arjuna
berkata pada saat itu “Wahai raksasi! Kau adalah suatu penghianat besar! Begitu
suamimu sangat menyayangi dirimu, disela-sela kelelahan suamimu habis
berperang. Kau tega-teganya menyelinap dan kau tega-teganya untuk menghianati
suamimu sendiri! Karena kesalahan yang kau lakukan itu raksasi, aku tidak sudi
menerima cinta semacam orang penghianat terhadap suaminya. Itulah sebabnya, dan
ketahuilah! Aku masih mempunyai istri yang sangat setia, yang menyayangi
diriku, yang tidak lain adalah Dewi Subadra. Namun beda sekali dengan dirimu,
yang tega-teganya menghianati suamimu! Betapa dosa yang kau beban! Betapa
penderitaan yang kau beban! Aku akan memberikan hukuman kepada dirimu! Aku
tidak sudi kepada wanita-wanita penjahat, wanita-wanita yang melanggar norma
kesusilaan, wanita-wanita yang mengingkari janjinya! Bukankah dulu kau berkata
sehidup-semati, suka dan duka, kau akan berdampingan dengan suami istri? Baru
kau melihat wajah laki-laki tampan, kau terpikat olehnya! Kau sesungguhnya
wanita yang berada pada lumpur penderitaan!”.
Pemirsa
Bali TV yang budiman.
Mendengar
apa yang dikatakan oleh Arjuna, pada saat itu sedih hatinya! Hancur hatinya
raksasi itu! Dia meratap menangisi suaminya yang sudah tidak bernyawa! Dia
tersedu-sedu menangis dan meminta maaf.
Akhirnya
pemirsa Bali TV yang budiman. Raksasi itu kesehariannya biasanya dikasihani dan
disayangi oleh suaminya Nikawaca. Dia bekerja keras adalah untuk istri! Tetapi tega-teganya
ia menghianati suaminya yang penuh kasih sayang itu! Pada saat itulah akhirnya
kehidupannya mulai menderita dan dia sakit-sakitan, dan pakaiannya
compang-camping. Sampai dia kematiannya tidak terurus. Itulah dampak akibat
orang melakukan penghianatan terhadap suami yang penuh dengan rasa kasih dan sayang.
Pemirsa
Bali TV yang budiman.
Kalau
tadi saya katakana seorang wanita jatuh cinta kepada laki-laki lain. Yang bukan
haknya! Yang bukan suaminya! Itu hukumnya adalah penderitaan dan ketenangan
tidak ada pada keluarga itu!
SeBaliknya!
Biar adil, saya akan menceritrakan, yaitu sekarang! Itu seorang raksasa yang
jatuh cinta atau laki-laki yang mencintai istri orang lain yang bukan haknya. Pada
masa yang lampau Zaman Dwaparayuga, kisah nyata juga terjadi.
Pemirsa
Bali TV yang budiman.
Dikisahkan
raksasa Badrikasura, dia sangat taat sekali memuja kebesaran Brahman dalam manifestasinya sebagai
Dewa Siwa. Pada saat itu raksasa Badrikasura, subuh yang disebut dengan Brahmamurtha sudah mulai melakukan Japanam, sudah mulai melakukan Kirtanam. Dia melakukan Japanam karena dia memahami dan dia tahu
persis.
Maharsinam brghursmi
Giram ekam aksaram
jnana japa yajnasmi
Stawaranam Himalaya
Artinya:
Aku
adalah Brghu diantara maharsi, aku
adalah Om diantara aksara suci, dan
aku adalah Japa diantara Yajna dan aku adalah Himalaya diantara benda mati.
Saya
streching, saya garis bawahi, itu Japa itu adalah merupakan bagian dari Yajna. Oleh sebab itu siapapun yang
melakukan Japa Mantra,
mengagung-agungkan kebesaran Brahman dalam
manifestasinya sebagai para dewa akan terkabulkan permohonannya. Inilah yang
dilakukan oleh Badrikasura dan kadang-kadang selain Japa dia melakukan yang namanya Kirtanam.
Sesuai
dengan Bagawata Purana XVII.23.5, ada sembilan cara untuk mendekatkan diri
kepada Brahman diantaranya adalah Kirtanam.
Yaitu menyebut nama Tuhan dalam hal ini adalah Siwa dengan memuja, dengan
mengidungkan, dengan Japa.
Om nama siwaya, om namasiwaya, om nama
siwaya.
Ini
terus dilakukan secara mengalun, terus Japanya
diputar-putar, tasbihnya diputar-putar dan melagukan melantunkan
kidungan-kidungan suci tuhan, maka pada saat itulah Brahman dalam
manifestasinya sebagai Dewa Siwa yaitu dewa pemeralina, dewa pemusnah yang
pantas dimusnahkan, yang pantas dipralina. Maka pada saat itulah dia
mewujudkan, menampakkan dirinya di depan Bdrikasura. Dewa Siwa bersabda “Wahai
Badrikasura, apa yang kau lakukan? Ini berhari-hari, berminggu-minggu,
berbulan-bulan menyebut dan mengagungkan namaku! Karena kau dapat memuaskan
aku. Apa yang kau inginkan akan aku penuhi. Cepat katakan wahai Badrikasura!”.
Pada
saat itu raksasa Badrikasura berkata “Wahai Dewa Siwa, dewa pemralina dan
pemusnah. Hamba semua melakukan ini dengan penuh keyakinan, dengan penuh
ketulusan, karena kau adalah maha pemurah dan akan mengabulkan setiap
permohonan bhaktamu. Aku menginginkan
wahai Dewa Siwa pemralina, agar Dewa Siwa memberikan kesaktian, kekuatan pada
telunjuk ku ini. Siapapun yang aku sentu, siapapun yang aku tekan? Maka
harapanku dia hancur berkeping-keping. Itulah yang aku mohonkan wahai Dewa
Siwa.
Pada
saat itu Dewa Siwa mengabulkan permohgonan Raksasa Badrikasura itu. Tapi disatu
sisi Dewa Wisnu pemelihara ciptaan beserta isi alam semesta, pada saat itu Dewa
Wisnu berkata dalam hati “Ini adalah sangat berbahaya yang dilakukan oleh Dewa
Siwa, kalau ini diberikan maka tidak menutup kemungkinan Raksasa badrikasura
yang berniat jahat, yang berwatak jahat ini akan mengganggu ketentraman para
dewa”. Ini adalah yang terjadi! Ini adalah yang dilakukan oleh Dewa Wisnu itu!
Dia adalah tidak lain dengan sebutan Narayana.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Dewa
Wisnu, dewa pemelihara alam beserta isinya ini mengetahui isi hati setiap
manusia. Bahkan Raksasa Badrikasura ini ditahu dia akan berniat jahat maka
daripada itu Dewa Wisnu mewujudkan dirinya menjadi seorang pertapa ataupun
Brahmana. Dewa-dewa itu mengetahui apa yang ada dalam pikiran dan niat setiap
manusia! Setiap Gandarwa! Setiap Raksasa!
Yadyastun ring angen papalatika ya juga.
Dalam
pikiran saja tuhan itu sudah mengetahuinya.
Termasuk
pikiran jahat yang dilakukan oleh Badrikasura. Pada saat itu Dewa Wisnu
mewujudkan dirinya sebagai seorang pertapa ataupun Brahmana.
Bisakah
Dewa Wisnu mewujudkan dirinya menjadi seorang pertapa ataupun Brahmana? Brahman
bersabda dalam B.G IV.6 :
Ajopisan yoatma bhutanam iswaro pisan
Prakrtiswam adistaya sambawami yogi
yogi atmamaya
Artinya
:
Walaupun
aku tak terlahirkan, walaupun aku tak termusnahkan, dengan kuasaku, kalpaku,
mayaku, aku akan mampu mewujudkan diriku dalam bentuk apa saja dalam konteks
yang diperlukan.
Melihat
daripada ini, kenyataan dari mantra ini dapat kita analisis bahwa segala
sesuatu yang dikehendaki oleh Tuhan itu pasti terjadi.
Penekanan
tadi Dewa Wisnu tidak terlahirkan, dia tidak punya bapak ibu! Dan tidak ada
makhluk yang mampu menghancurkan karena itu dia mampu mewujudkan dirinya dalam
wujud apa saja! Untuk apa dia menyamar sebagai Brahmana atau pertapa? Brahman
bersabda di dalam B.G IV.7 :
Yada yadahi dharmasyaglanir bhawati
bharata
Abhiyoktanam adharmaseta samad sri
jahatmi aham
Apabila
adharma merajalela, dharma hendak akan sirna maka pada saat itulah aku akan
turun ke dunia.
Ini
adalah visi daripada Brahman itu
sendiri. Untuk menegakkan dharma! Untuk menegakkan kebenaran itu sehingga
beliau mewujudkan diri_Nya sebagai seorang pertapa. Lalu setelah ada visi, lalu
apa misi yang diturunkan? Apa misi yang dilakukan oleh Brahman?
Bliau
bersabda “Paritarnai ya sagunam winasaya
ca kritam dharma sampanataya sambawami yogi-yogi”. Tuhan akan melindungi
orang-orang sadhu, Tuhan akan melindungi orang-orang suci, orang-orang membaca
Veda dan juga akan menghancurkan segala macam bentuk kejahatan. Itulah sebabnya
tuhan memenuhi alam semesta ini. Oleh sebab itu itulah visi misi tuhan turun
kedunia untuk melindungi orang-orang baik dan menghancurkan orang-orang jahat.
Maka daripada itu Tuhan khususnya Visnu menyamar sebagai pertapa atau brahmana.
Saya
lanjutkan kemBali! Niat jahat apakah yang dilakukan Raksasa Badrikasura?
Badrikasura pada saat itu setelah mendapatkan anugrah kekuatan dari Dewa Siwa,
dia sangat bangga, dia sangat sombong sekali. Dia berangan-angan, dia berkata
dengan sendirinya “Aku akan merebut Dewi Parwati, sakti-Nya, istri-Nya Dewa Siwa akan
aku jadikan permaisuriku”. Pada saat itu pagi-pagi benar. Raksasa Badrikasura
itu berjalan menuju tempat Dewi Parwati berada.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Pada
saat itu, Wisnu yang sudah menyamar menjadi seorang pertapa brahmana mencegat
ditengah jalan. “Wahai sahabatku Badrikasura, apa yang kau lakukan? Mau kemana
gerangan pagi-pagi benar? Kok rupanya kau sangat bahagia wahai sahabatku?”.
Pada saat itu Badrikasura menjawab “Wahai seorang pertapa! Aku sudah
mendapatkan kekuatan kesaktian dari Dewa Siwa. Apapun yang aku tekan dengan
telunjuk ini dia akan hancur berkeping-keping! Karena itu raksasa, gandarwa,
manusia maupun para dewa sekalipun tidak akan mampu mengalahkan kekuatanku ini.
Itulah sebabnya aku mencari Dewi Parwati untuk ku jadikan istriku. Kalau Dewa
Siwa berani menghalangiku, maka akan aku hancurkan kepalanya!”.
Pada
saat itu brahmana pertapa itu meyakinkan
Raksasa Badrikasura “Wahai sahabatku Badrikasura! Pikir-pikirlah dulu! Aku
sangat khawatir karena Dewa Siwa memiliki kekuatan dahsyat yang luar biasa!
Jangankan manusia, jangankan gandarwa, jangankan raksasa, para dewa sekalipun!
Kalau Dewa Siwa melepaskan senjata tombak bermata tiga yang disebut dengan
Trisula itu, tidak aka nada orang akan menghelak atau menghalaunya. Saya
khawatir kalau kau berani menyentuh Dewi Parwati, maka lehermu akan putus. Saya
tidak tega melihat sahabat saya, saya tidak tega melihat saudara saya semacam
kamu tergeletak kepala begitu saja. Jangan-jangan kamu dibohongi oleh Dewa
Siwa! Karena itu aku sebagai sahabatmu yang baik, mari kita buktikan dulu! Mari
kita implementasikan dulu! Setelah terbukti barulah engkau menyerang! Aku
sangat setuju itu wahai sahabatku.”. itu kata pertapa brahmana itu.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Akhirnya
apa yang terjadi? Maka pada saat itu raksasa itu seolah-olah sudah dihipnotis!
Karena raksasa itu dia tidak menggunakan wiweka,
pikiran, kecerdasannya, maka pada saat itulah Narayana memberikan satu
petunjuk.
“Wahai
saudaraku! Coba kau rentangkan tanganmu!”. Dia rentangkan tangannya yang kiri!
Raksasa itupun mengikutinya. Begitu pertapa itu menyentuh kepalanya, tanpa
disadari raksasa itupun menyentuh kepalanya. Sehingga dengan setuhan telunjuk
tangannya sendiri itu. Maka kepala raksasa itu hancur berkeping-keping
berantakan berserakan begitu saja.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Jadi
dari kisah cerita nyata yang terjadi dimasa lampau ini, seorang laki-laki yang
mencintai seorang wanita yang bukan haknya, yang bukan miliknya sudah
dipastikan akan membawa kehancuran. Oleh karena itu, hati-hatilah dalam hidup
ini. Hati-hatilah dalam menghadapi ligai bahtra kehidupan. Karena yang namanya
nafsu sangat sulit ditaklukan. Itulah musuh terbesar yang tidak jauh tapi
melainkan musuh itu ada pada diri kita atau diri manusia.
Ritem jnana e ten a jnanino e nitya
waedina
Kamarpena kontyoduspurena malena ca
Tertutuplah
kebijaksanaan itu olehh nafsu-nafsu yang tidak puas-puasnya pada mereka. Oleh
sebab itu, pemirsa Bali TV yang budiman!
Weda
sudah jelas menekankan, yang namanya nafsu birahi kalau itu sudah menyelimuti
setiap insan, setiap manusia. Dia akan lupa daratan, dia akan melupakan segala
sesuatunya, yang ingat hanya si dia. Oleh sebab itulah slogan-slogan orang
mengatakan rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri. Karena itu
adalah proses pembenaran saja.
Oleh
sebab itu saya menyarankan ibarat rumput-rumput yang dibilang tadi itu, marilah
kita pelihara! Marilah kita rawat! Kita sirami dia, kita kasih pupuk penyubur
supaya nikmat pandangan kita. Begitu juga apapun yang kita miliki, apapun yang
kita punya kalau kita jaga dengan baik, kita kontrol dengan baik maka tidak
lagi istilah semboyan seperti yang dikatakan rumput tetangga lebih indah
daripada rumput kita sendiri.
Memang
disadarai pemirsa Bali TV, kalau kita berbicara nafsu birahi itu adalah musuh
yang sangat sulit ditaklukan. Karena Brahman bersabda didalam B.G III.43 :
Evam budheh param buddhva samstabhya
tmanam atmana
Jahi satrum maha baho kama rupam
durasadam
Setelah
kita mengetahui kecerdasan lebih agung, basmilah musuh-musuhmu yang paling
sulit ditaklukan adalah nafsu.
Jadi
secara jelas yang namanya nafsu ini memang sulit ditaklukan. Nafsu ini
kadang-kadang mengelora, nafsu ini kadang-kadang luar biasa hebatnya mengganggu.
Makanya orang mengatakan kalau orang sudah berumah tangga atau grahastha kadang-kadang dia semalaman
tidur, semalaman dia tidak tidur, dia gelisah dan sebagainya.
Kadang-kadang
ini bisa juga kalu dia seorang wanita, dia ingat kepada suami orang lain. Itu
juga seBaliknya. Maka daripada itu, kita harus mengontrol dengan sebaik-baiknya
nafsu, musuh yang ada pada diri kita. Itulah sebabnya didalam Kekawin Ramayana
juga dikatakan musuh itu tidak jauh dari badan kita bahkan berada pada hati
kita. Maka daripada itu kita harus kontrol, kita harus kendalikan walaupun Weda
mengatakan sangat sulit ditaklukan.
Tetapi
Weda menjelaskan kalau kita ada niat, kalau kita ada keinginan, kalau kita
kontrol dengan baik dengan kecerdasan, dengan wiweka yang diberikan kepada kita, maka kita pasti dan meyakinkan
diri kita akan mampu menaklukan musuh-musuh yang sangat berat ditaklukan itu.
Saya memberikan satu contoh yaitu Prabhu
Dasaratha dia mampu menaklukan musuh-musuh Sad
Ripu yang ada pada dirinya. Banyak wanita-wanita lain yang menawarkan diri
pada Prabhu Dasaratha. Apa yang kurang? Prabhu Dasaratha orangnya tampan dan
dia juga kaya raya! Hartanya bergelimpangan! Tetapi dia tidak terpengaruh oleh
musuh yang namanya nafsu itu. Sehingga pemerintahan berjalan dengan baik.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Karena
itu, berbicara tentang nafsu! Kalau kita waspadai, kalau kita kontrol dengan
baik, maka kita tidak akan tergelintir tidak akan jatuh karena nafsu menyimpang
dari dharma.
Selain
Prabhu Dasaratha, kita melihat sosok wanita yang sangat dihormati. Seperti
katakan Sita, walaupun dia disekap di Alengka oleh Rahwana yang kaya raya emas,
intan, berlian. Tapi dia tidak pernah meninggalkan kewajiban! Dia tidak pernah
meninggalkan kesetiaan terhadap suaminya yang tidak lain adalah Rama.
Demikian
juga Rama, kendatipun digoda, dirayu katakan Si Rupanaka ataupun gadis-gadis
lain sekalipun. Rama tidak pernah melalaikan tugasnya! Rama tidak pernah
mengecewakan istrinya! Maka dia tetapa yang ada hanyalah Sita.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Andai
saja kita menggunakan wiweka dan
kecerdasan kita. Kita mengikuti apa yang dilakukan oleh Sri Rama. Apa yang
dilakukan oleh Dewi Sita. Keharmonisan dikeluarga itu pasti akan terjadi.
Karena itu bagaimanapun hebatnya tantangan godaan yang dialami oleh wanita
ataupun laki-laki kalau kita berprinsip kepada kebenaran maka musuh itu tidak
akan mampu untuk menghampiri diri kita.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Sekarang
berbicara tentang nafsu, sekarang yang kedua yaitu nafsu dan marah atau kemarahan.
Marah inipun juga merupakan musuh yang terberat. Pada diri setiap manusia,
kadang-kadang marah ini adalah sangat sulit kita lakukan. Kita harus melakukan
yang terbaik! Kita harus mengontrol kemarahan itu!
Tidak
sedikit kehancuran! Tidak sedikit berantakan, kemiskinan, kemelaratan,
penderitaan itu yang disebabkan oleh kemarahan. Saya beri satu contoh tentang
kemarahan itu :
Si
Supala yang begitu marah dengan Awatara Dewa Wisnu yang tidak lain adalah Sri
Krisna. Namun Si Supala tidak tahu bahwa Sri Krisna adalah awatara. Maka dia
menghujat habis-habisan! Dia menghina habis-habisan! Karena Si supala mempunyai
pandangan dan pendapat “Kenapa Pandawa ini semua hanya tunduk kepada Sri
Krisna? Bahkan di sini ada tetua yang namanya Bisma, Krpa, Drona yang umurnya
lebih tua dan juga dia pantas untuk dihormati! Kenapa Krisna
diagung-agungkan?”. Pada saat itulah Si Supala menghujat habis-habisan yang
namanya Krisna.
Akhirnya
pada saat itu pemirsa Bali TV yang budiaman!
Krisna
berkata pada saat itu “Wahai Si Supala! Seratus kali kau menghujat aku maka aku
akan memenggal lehermu!”. Apa yang terjadi? Semakin keras dia menghujat-Nya.
Semakin dia menghinya-Nya. Kemarahannya semakin meluap, maka pada saat itu
Krisna memutar senjata Cakrasudharsana-Nya dan melepaskan dan akhirnya leher Si
Supala itu jatuh ke tanah.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Demikian
juga kita ambil seorang raja, Raja Kamsa yang pemarah. Keponak-keponakanya
dibantai di tembok, dibanting sampai bersimbah darah dan juga seorang penasehat
yaitu berupa rsi yang sangat disucikan juga dipenjarakan. Bahkan bapaknya juga
dipenjarakan. Akibatnya apa yang terjadi? Kemarahan-kemarahan yang dilakukan
maka kehancuran yang dialami dan penderitaan yang dia alami. Sehingga dia tewas
tergeletak akhirnya memenuhi ajalnya.
Tidak
sedikit! Pemirsa Bali TV yang budiman!
Seperti
katakana juga Rahwana, juga Duryodhana, juga Kamsa, juga Dursasana. Ini adalah
raja-raja yang cerdas dan terpelajar. Raja-raja perkasa dan berkuasa, tetapi
karena dia tidak mampu mengendalikan nafsu birahinya. Karena dia tidak mampu
mengendalikan kemarahannya. Maka semua pada akhirnya akan mengalami suatu
kehancuran.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Karena
itu kemarahan tidak akan membuahkan hasil dan kemarahan itu jelas menemukan
suatu kegagalan. Kemarahan itu juga menimbulkan dosa. Karena itu marilah kita
bertobat. Perlahan-lahan kita akan menghilangkan dan secara pasti akan
menaklukan yang namanya nafsu birahi, yang namanya kemarahan itu agar kita
mendapatkan santhi kedamaian, agar
kita menemukan ananda kebahagiaan.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Hal
ini sudah jelas dipastikan tertuang dalam pustaka suci Weda misalnya B.G III.37
:
Kama esa krodha esa rajo guna
samudbhawah
Mahasano mahapapma viddhy enam iha
vairinam
Nafsu
amarah itu adalah merusak, nafsu amarah itu adalah penuh dosa, keduanya
terdapat dibumi ini.
Maka
daripada itu, kita yang meniti spiritual maupun tidak! Mari kita
berangsur-angsur meninggalkan kemarahan! Karena kemarahan itu sama sekali tidak
membawa keuntungan bagi kita.
Itulah
sebabnya orang suci selalu mengatakan “Pertama-tama manusia harus mengendalikan
nafsu dan kemarahan itu. Apabila terjadi nafsu dan kemarahan menggelora maka
tinggalkan tempat itu. Hanya dengan demikian spiritual kita akan tumbuh dan
berkembang.”.
Dan
juga orang suci berkata “Jika kemarahan itu terjadi pada diri kita, maka kau
kehilangan kemampuanmu, pertimbanganmu dan kelakuanmu kejam tak layaknya
binatang. Lebih baik menjauhkan diri dari kemarahan itu daripada kita menyesal
akibatnya.”. Ini adalah petuah-petuah orang suci kita. Oleh karena itu tidak
ada jalan lain kita harus berusaha memupuk rasa kasih sayang dengan kebaikan
itu.
Namu
dalam hal ini kadang-kadang saya memberikan dharma wacana dan terjadi suatu
diskusi. Pada saat itu ada letupan-letupan kecil. “Wahai Pinandita Murbha!
Tidakkah kita harus mempunyai nafsu? Apakah kita harus memangkas nafsu kita?
Apakah kalau kita marah selalu dosa?”.
Jelas
tuhan bersabda “Nafsu dan kemarahan yang berlebihan, nafsu dan kemarahan yang
tujuannya menghancurkan yang tujuannya merusak! Itu memang harus kita
tinggalkan.”. Tapi kalau nafsu kita untuk meningkatkan spiritual kita ke jalan dharma dan melepaskan sifat-sifat
kebinatangan itu sangat bagus sekali. Demikian juga andai kita marah dengan
niat suci untuk memperbaiki prilaku, tingkah laku, tutur kata di keluarga, saya
rasa tidak ada dosanya. Namun kalau kemarahan yang menyimpang dari dharma yang
menimbulkan kerugian yang baik bagi diri dan orang lain. Inilah yang
bertentangan dengan dharma. Jelas sekali itu tertuang dalam pustaka suci Weda.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Jadi
secara jelas dapat kita katakana tadi! Kemarahan, nafsu ini memang harus kita
kontrol dan kendalikan. Dengan contoh-contoh nyata! Dengan contoh-contoh yang
dituangkan dalam pustaka suci Weda itu adalah sangat tidak baik. Demikian juga
saya memberikan nafsu birahi, contoh tadi! Demikian juga kita nafsu ingin kaya!
Menghalalkan segala cara dengan berjudi. Misalnya kita sangat ingin dengan judi
kita membagi alasan kita akan membangun tempat-tempat ibadah. Sesungguhnya itu
adalah perbuatan yang sangat keliru.
Tuhan
tidak menginginkan kita itu untuk membangun tempat suci dari hasil judi. Karena
itu sangat jelas bertentangan sesuai dengan Rg Weda X.34. Tuhan bersabda “Wahai
para penjudi! Tinggalkan judi itu! Mertuamupun sayang kepadamu.”. Demikian
sabda dewa samhita alam semesta!
Itu
menandakan bahwa yang namanya judi itu sangat bertentangan dengan hukum agama
dan norma kepemerintahan. Itulah sebabnya saudara-saudara saya dimanapun
berada! Tatkala kita melakukan judi itu jelas bertentangan dengan agama. Selama
kita menggeluti dan menekuni yang namanya judi selama itu tidak akan menemukan
kedamaian dan ketenangan dalam bathin. Ini adalah sabda Tuhan. Karena itu saya
sarankan saudara-saudara dimanapun berada. Pemirsa Bali TV yang budiman!
Marilah kita tinggalkan kalau kita sudah terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan
yang menyimpang dari dharma.
Demikian
juga nafsu. Ada sebuah kisah menarik saya berikan ini. Pada suatu asrama ada
seorang guru yang sangat suci dengan muridnya yang juga sangat taat. Dia itu
tidak lain adalah Rsi Wyasa dengan Jaimini.
Jaimini
pagi-pagi benar sudah melakukan kirtanam.
Biasanya dia melakukan kirtanam itu
dekat sumber mata air yang mengalir. Dengan ketenangan di tengah hutan. Suatu ketika,
Rsi Wyasa berkata “Wahai muridku! Hati-hatilah menyikapi ligai bahtra kehidupan
ini! Aku akan pergi kesebrang, dan aku peringatkan sekali lagi muridku!
Hati-hati terhadap wanita.”. Jaimini pada saat itu menjawab “Wahai guru! Aku
ini adalah Brahmin sejati! Aku tidak akan terpengaruh oeh wanita! Karena itu
jangan sangsikan aku guru.”
Akhirnya
apa yang terjadi? “Kalau begitu aku mohon pamit.”. Sang guru meninggalkan
tempat itu. Sebagaimana biasa apa yang dilakukan oleh Jaimini! Pagi, siang ,
sore dia melakukan kirtanam di atas
batu dipinggir air yang mengalir. Datang dia dari sana tiba-tiba sudah sore.
Dia melihat di atas batu hitam di bawah pohon kayu yang rindang ternyata di
sana ada macan gersang. Manis cantik segar merangsang. Yaitu seorang wanita. Pada
saat itu dia berkata “Wahai wanita! Kenapa kau sore begini entar lagi akan
hujan, marilah mampir di pondokku.”.
Pada
saat itu wanita yang sangat cantik itu berkata “Wahai Jaimini! Aku tahu namamu,
tidakkah ada orang atau wanita ditempatmu? Tidakkah ada istrimu?”. Pada saat
itu Jaimini berkata “Wahai wanita cantik! Aku hanya sendirian tapi kau tidak
perlu khawatir! Aku seorang Brahmin, ini sebentar lagi akan hujan. Kasihan
dirimu! Marilah mampir ke Pondokku.”.
Akhirnya
tanpa sadar dia mengikuti ajakan Jaimini pergi ke asrama itu. Hari semakin
sore. Pada saat itu Jaimini menawarkan “Wahai wanita cantik! Kau tidur di dalam
saja. Aku di luar karena di luar sangat dingin.”. “Baiklah! Baiklah!”. Maka
sudah terjadi pada saat itu. Jangkrik berbunyi pada saat itu pemirsa Bali TV
yang budiman!
Akhirnya
apa yang terjadi? Semakin larut malam mindset
pikiran Jaimini berubah. Pada saat itu dia berkata dalam hati “Guruku jauh
dan ini wanita sangat cantik sekali. Kenapa aku harus menyia-nyiakan waktuku?
Aku akan coba siapa tahu aku berhasil.”. maka dia menggedor pintu si wanita
itu. Dia berkata “Wahai wanita cantik! Di luar sangat dingin. Aku sangat
kedinginan. Bisa tidak aku ikut di dalam?”. Pada saat itu wanita cantik itu berkata
“Wahai tuan! Aku juga merasakan kedinginan itu. Aku memohon bantuanmu,
datanglah ke sini!”.
Akhirnya
gayung bersambut dan pada saat itu dia tidur dalam satu ranjang. Tiba-tiba
tanpa dia sadari dan tangan Jaimini mengambil tangan wanita itu. Dan begitu dia
memBalikan tangan ternyata bukan wanita cantik yang ia lihat tadi melainkan
guru sucinya yang tidak lain adalah Rsi Wyasa yang jenggotnya sangat panjang.
Pada
saat itu guru itu berkata “Bagaimana Jaimini?”. Jaimini itu malu dan sudah
merasa tidak ada gunanya ada dalam hidup ini. Dan diapun akan memutuskan untuk
bunuh diri. Namun seorang guru spiritual, guru yang sangat suci memberikan
nasehat. “Jaimini! Janganlah kamu putus asa dalam hidup ini. Begitulah hebatnya
gangguan seorang wanita! Kalau kamu tidak mampu mengontrol, mengendalikan
dengan baik! Aku khawatir akan jatuh seperti itu. Tidak sedikit orang-orang
yang ternama baik orang kaya maupun orang suci bisa tergelintir karena itu.
Karena itu jelas termuat dalam Canakya Nitisastra. Yang namanya wanita, harta
dan tahta kalau kita tidak kontrol kalau kita tidak kendalikan nafsu kita maka
kita kan terjerumus ke jurang neraka. Apa yang kau rasakan seperti ini? Ini
hanya aku sebagai gurumu yang tahu tidak ada orang lain. Inilah yang aku
katakan. Begitulah hebatnya nafsu itu akan merangsuk dan mempengaruhi diri jiwa
daripada seseorang. Maka daripada itu, muali dari saat ini kau sudah mengetahui
betapa hebatnya tantangan kita dalam meniti spiritual ini, maka dari pada itu
kau harus menyucikan dirimu baik pikiran, perkataan, perbuatan kepada tuhan
supaya betul-betul mencapai kedahsyatan.”.
Pada
saat itulah pemirsa Bali TV yang budiman!
Akhirnya
Jaimini berjanji dan betul-betul sangat taat sehingga dia mencapai tingkat
kesucian yang luarbiasa. Itulah anugrah tuhan kepada setiap manusia. Oleh sebab
itu kemarahan maupun nafsu itu memang sangat sulit kita taklukan, tetapi dengan
penuh keyakinan dan penuh ketulusan. Awignham
semua santhi ananda kebahagiaan
itu dapat kita laksanakan dengan baik.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Saya
mengatakan guru suci seperti tadi Wyasa memang sangat perlu kita banggakan.
Kita sebagai umat Hindu yang sangat-sangat bangga menjadi orang Hindu karena
tuhan itu memberikan anugrah yang luarbiasa. Seluruh Maharsi kita menjunjung
tinggi tentang kesucian dan kebenaran itu. Sampai-sampai tingkat kesucian
mahrsi kita. Begitu dia mencapai ajalnya diapun mencapai Moksa. Tidak ada cacat sedikitpun dalam menjalani ligai bahtra
kehidupan. Sampai-sampai Maharsi dengan kasih sayangnya dia membawa sapu berjalan
dengan harapan tidak menginjak yang namanya semut atau makhluk yang bernyawa.
Demikian juga dia bangun pagi dia menyucikan dirinya. Memuja kebesaran Brahman.
Setelah itu dia menaburkan makanan agar semua makhluk lain dapat merasakan
kebahagiaan itu. Itulah sebabnya kita sangat bangga menjadi orang Hindu. Karena
itu kita lakukan perbuatan-perbuatan yang tidak menyimpang dari ajaran dharma.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Sudah
jelas kita katakan tadi. Dari kemarahan dan juga dari nafsu kalu kita tidak
dapat mengendalikan dengan baik sudah jelas pintu neraka terbuka lebar untuk
menantikan kita menjadikan kita orang-orang neraka dan durhaka.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Maka
daripada itu marilah kita jalani hidup ini dengan baik dan penuh cinta kasih.
Lewatilah hidup ini dengan kasih sayang dan isilah hidup ini dengan kasih
sayang sampai mengakhiri hari itu dengan kasih sayang. Ini adalah untuk
mencapai Tuhan dalam mengarungi ligai bahtra kehidupan ini.
Karena
itu pemirsa Bali TV yang budiman!
Saya
menyampaikan, saya menyarankan mari kita sama-sama belajar introspeksi diri
lebih dalam lagi sehingga kita menjadi orang-orang yang baik. Karena itu
marilah kita sucikan pikiran kita! Mari kita sucikan perkataan kita! Dan kita
sucikan dalam perbuatan-perbuatan kita! Agar kita dapat nantinya menyatu dengan
Brahman.
Pemirsa
Bali TV yang budiman!
Wasita nimintanta katemu laksmi. Pembicaraan itu juga bisa menciptakan kebahagiaan. Wasinta nimintanta katemu duka. Dengan pembicaraan itu juga menemukan kesedihan. Wasita nimintanta pati kapangguh. Dengan
pembicaraan bisa menimbulkan kematiaan. Maka daripada itu ikutilah apa yang
disampaikan Maharsi-Maharsi kita! Dengan kata-katanya yang lemah lembut dan
penuh kasih sayang yang tidak menyakiti hati siapapun yang akan membawa
kehancuran itu.
Ini
adalah satu contoh yang perlu kita renungkan. Janganlah kita biarkan nafsu
birahi bergelora begitu saja. Oleh karena itu kita harus tenangkan pikiran dan
jiwa kita bersih dan kita mengendalikan nafsu dengan sebaik-baiknya. Bagaimana
caranya? Kita harus melangkahkan kaki kita ketempat-tempat suci! Untuk menyerap
aura positif dan menyingkirkan aura negatif. Kita harus berbicara dalam konteks
yang benar. Dan lebih banyak kita mendengarkan sabda-sabda Tuhan. Lebih banyak
kita membicarakan kebesaran Tuhan. Dan kita melihat kenampakan Tuhan. Awignham kita akan menjadi orang yang
dikagumi dan kita akan dihormati.
Namun
kalau kita melakukan pertimbangan-pertimbangan menyimpang dari dharma. Hanya
semata-mata untuk nafsu. Hanya semata-mata untuk kemarahan. Maka itu akan
merupakan penghinaan bagi diri kita sendiri. Bagaimanapun hebatnya seorang yang
mampu mengalahkan orang-orang di medan perang dan mampu memusnahkan segala
musuh-musuhnya yang ada tapi kalau nafsu dibiarkan bergelora begitu saja.
Ibaratkan rongga api yang membakar semua kayu-kayu, semua dahan-dahan, semua
ranting-ranting, semua akar-akar dan selama nafsu bergelora maka selama itu
kebencian tidak bisa dihilangkan. Karena itu pemirsa Bali TV kita harus
stabilkan dalam hidup ini.
Jadi
saya menyampaikan bagian dari Sad Ripu yaitu
berupa nafsu dan kemarahan ini dapat saya simpulkan yang pertama kali kita
harus mengendalikan dan mengontrol nafsu birahi dan kita harus mempu
mengendalikan kemarahan itu. Caranya adalah dengan cinta kasih terhadap semua
makhluk. Karena Tuhan mengajarkan kepada kita :
Advaistha sarwa buthanam maitrah karuna
ma esa
Nir mahamkara sama suka kasawe
Kita
tidak perlu menunjukkan kesombongan kita, kita tidak perlu menunjukkan
keangkuhan kita, kita harus prema penuh
cinta kasih dan jadilah orang-orang pemaaf. Tapi apabila kita melakukan
perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari dharma yang tidak berdasarkan
pertimbangan dharma. Memberikan nafsu dan kemarahan merajalela. Sudah bisa
dipastikan kehancuran itu bisa melanda diri kita dan orang lain.
Pemirsa
bali TV yang budiman!
Demikian
yang dapat saya sampaikan! Marilah kita lihat yang baik! Dengarkan yang baik
dan lakukan yang terbaik! Awignham kita
akan menemukan ananda kebahagiaan
yang penuh dengan santhi kedamaian.
Terima kasih para pemirsa Bali TV. Saya akhiri dengan :
Om sidhirastu tat astu ya namah.
Om Santih, Santih, Santih Om.
4.
Pengaruh Dharma Wacana Terhadap Pendengar (Komunikan)
a.
Pendengar memahami
pentingnya pengendalian nafsu dan amarah yang merupakan bagian dari Sad Ripu
agar ligai bahtra kehidupannya dapat berjalan sesuai dengan ajaran dharma.
b.
Pendengar dapat memahami
cara mengendalikan nafsu dan amarah dalam ajaran Hindu.
c.
Pendengar dapat
mengetahui dan memahami kisah-kisah kehidupan para tokoh di masa lampau yang
terjerumus karena tidak bisa mengendalikan nafsu dan amarahnya.
d.
Dharma Wacana dapat
merubah mindset pendengar untuk
menjadi lebih baik.
e.
Dengan Dharma Wacana
melalu media DVD maka pendengar dapat berulang kali mendengarkan atau
menyaksikan Dharma Wacana tersebut.
5.
Pengaruh Dharma Wacana Terhadap Pembicara (Komunikator)
a.
Pembicara dapat
mempelajari secara berulang-ulang tekhnik dan cara menyampaikan Dharma Wacana
yang sudah terekam.
b.
Pembicara dapat
menahan diri dalam menjalani ligai bahtra kehidupannya agar tidak bertolak
belakang dengan apa yang sudah disampaikannya melalui Dharma Wacana.
c.
Dengan berdharmawacana
pembicara dapat menunjukkan eksistensi dirinya untuk memperjuangkan dharma.
d.
Dengan Dharma Wacana
pembicara dapat dikenal oleh masyarakat luas.
e.
Dharma Wacana dapat
meningkatkan ekonomi pembicara.